iklan

Sabtu, 28 Juli 2012

PERBEDAAN SIFAT LARUTAN HIPOTONIK, ISOTONIK, DAN HIPERTONIK

A. Tekanan Osmotic

Jejaring KimiaSalah satu sifat koligatif larutan elektrolit adalah Jejaring Kimiatekanan osmotic. Tekanan osmotic atau tekanan osmosis (π) adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi-permeabel. Osmosis sendiri merupakan peristiwa difusi atau perpindahan pelarut dari suatu larutan lebih encer atau pelarut murni ke larutan yang lebih pekat melalui selaput semi-permeabel. Salah satu contohnya adalah masuknya air tanah ke tanaman melalui sel akar.
Nilai tekanan osmotic suatu larutan dapat dihitung menggunakan persamaan Van/t Hoff, yang identik dengan Hukum Gas Ideal berikut:



π V = nRT
π = n/V RT atau π = M R T
Dengan :
π : tekanan osmotic (atm atau Pa)
V : volume larutan (L)
n : mol zat terlarut (mol)
T : Suhu (Kelvin)
R : 0,082 L atm/mol K atau 8,3145 m3 Pa/mol K

B. Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonik

 

Klik gambar untuk memperjelas
Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonik adalah istilah yang digunakan untuk membandingkan tekanan osmotic dari cairan terhadap plasma darah yang dipisahkan oleh membrane sel. Hal ini dapat dipahami dengan menyimak apa yang terjadi jika sel darah merah diletakkan dalam medium berbeda-beda, yaitu air, larutan NaCl 0,9%, dan larutan NaCl 5,0%. Gambar berikut akan membantu memahami perbedaan antara hipotonik, isotonic, dan hipertonik.
1. Hipotonik
Jika π cairan < π plasma darah, maka cairan bersifat hipotonik terhadap plasma darah. Hal ini menyebabkan net aliran pelarut air dari cairan ke plasma darah. Akibatnya sel darah merah akan menggembung dan dapat pecah.
2. Isotonic
Jika π cairan = π plasma darah, maka cairan bersifat isotonic terhadap plasma darah. Hal ini menyebabkan net aliran keluar masuk sel sama dengan nol. Akibatnya, sel darah merah tidak menggembung atau mengerut.
3. Hipertonik
Jika π cairan > π plasma darah, maka cairan bersifat hipertonik terhadap plasma darah. Hal ini menyebabkan net aliran air dari dalam ke luar plasma. Akibatnya, sel darah merah akan mengerut karena kehilangan air.

Rabu, 02 Mei 2012

gangguan hormon

Sindrom Cushing

Penyakit ini timbul ketika kelenjar adrenal pada tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol, yang dikenal sebagai simtoma hiperkortisolisme.
Gejala sindrom Cushing antara lain:
  • berat badan naik, terutama di sekitar perut dan punggung bagian atas;
  • kelelahan yang berlebihan;
  • otot terasa lemah, terutama pada daerah di sekitar bahu dan pinggul, gejala ini disebut miopati proksimal;[7]
  • muka membundar (moon face);
  • edema (pembengkakan) kaki;
  • tanda merah/pink pada kulit bagian paha, pantat, dan perut;
  • depresi;
  • periode menstruasi pada wanita yang tidak teratur;